Text
Seri Pahlawan : Gerungan Saul samuel Jacob Ratulangi
G.S.S.J. Ratulangi dilahirkan di Distrik Kasendukan,Tondano, Sulawesi Utara pada tanggal 5 November 1890. Dan wafat di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1949 pada usia 58 tahun. Beliau merupakan politikus Minahasa dan beliau juga merupakan pahlawan nasional Indonesia. Beliau merupakan anak dari Jozias Ratulangi. Pada tahun 1907 beliau berkelana ke Batavia untuk melanjutkan sekolah di Koninggeen Wihelmina School. Setelah tamat beliau melanjutkan ke Vrije Universitiet Van Amsterdam Belanda. Lima tahun kemudian pada tahun 1919 beliau memperoleh gelar Doktor di bidang matematika dan fisika di University Of Zurich. Beliau seorang jurnalis dan menciptakan cerpen yang berjudul Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi,diantaranya:Siapakah Dr. G.S.S.J. Ratulangi itu? Masa kanak-kanak,Masa bersekolah, Meninggalkan Tanah Minahasa,Belajar di Eropa,Kembali ke Tanah Air, Anggota Dewan Rakyat, Masa pendudukan Jepang.
Dr. Ratulangi adalah perintah,penegak,dan pembela kemerdekaan Republik Indonesia. Ia pahlawan kemerdekaan nasional yang telah menyerahkan jiwa raganya untuk mengejar cita-cita agar Indonesia merdeka,bersatu,adil,dan makmur. Orang tua Ratulangi adalah orang terpandang di daerahnya. Sam Ratulangi adalah putra bungsu dan satu-satunya anak laki-laki dari keluarga Jizias.
Kasendukan adalah daerah pegunungan di tepi danau Minahasa. Daerah itu memiliki pemandangan yang indah. Jizias Ratulangi memiliki beberapa pembantu yang setia. Ada dua orang pembantu Ayahnya yang menarik perhatian Ratulangi pada masa kanak-kanak,yaitu Denan dan Tialo. Denan memegang peranan penting dalam dalam keluarga itu,ia bertindak sebagai kepala rumah tangga dan penjaga keamanan.
Dikasendukan terdapat sekolah dasar Belanda,namanya Europecshe Lagere School. Pada usia enam tahun Ratulangi di masukkan ke sekolah Hoofdenschool,itu setingkat dengan sekolah menengah pertama. Masyarakat Minahasa menyebutnya “sekolah raja” karena hanya keturunan kepala daerah dan kaum bangsawan yang dapat di terima di sekolah itu.
Hari keberangkatan Ratulangi ke pulau jawa makin dekat sehingga banyak orang yang datang ke rumahnya untuk memberikan kata perpisahan. Pada tahun 1904 Ratulangi meninggalkan tanah Minahasa dengan menumpang kapal KPM. Pada waktu itu,ia berusia 14 tahun. Ia meninggalkan tanah Minahasa dengan tujuan pasti. Ketika Ratulangi mulai menginjakkan kakinya di pulau jawa,merupakan saat yang terpenting bagi bangsa-bangsa Asia. Karena pada waktu itu dimulai peperangan antara negara di Asia.
Pada tahun 1912 Ratulangi menerima kabar dari Tondano bahwa Ibunya meninggal dunia. Ayahnya telah meninggal lebih dahulu. Berita duka cita ini,menyebabkan Ratulangi harus segera pulang ke kampung halamannya. Pada tahun 1919 Ratulangi berhasil mencapai gelar yang tertinggi dalam ilmu pengetahuan. Ia memperoleh gelar doktor dalam ilmu pasti dan ilmu alam dari Universitas zurich.
Dr. G.S.S.J. Ratulangi kembali tiba di Indonesia pada tahun 1919. Tuju tahun lamanya Ia menjelajahi Benua Eropa. Selama tujuh tahun itu banyak pengetahuan dan pengalaman yang di perolehnya. Ia telah menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat yang sangat tinggi. Ia merupakan orang Indonesia yang pertama berhasil mendapatkan gelar Doktor dalam ilmu pasti dan ilmu Alam.
Nama Dr. G.S.S.J Ratulangi makin terkenal dikalangan rakyat Minahasa. Terutama sesudah menduduki jabatan sekretaris Dewan Minahasa. Banyak tindakan Dr. Ratulangi yang menguntungkan rakyat Minahasa. Ia telah berhasil menghapuskan kerja paksa(rodi),menyelenggarakan transmigrasi,dan mendirikan yayasan dana belajar. Semua tindakan itu ditujukan untuk menaikkan taraf hidup rakyat di daerahnya.
Perang dunia kedua meletus di Eropa pada tahun 1939 dan pada tanggal 10 Mei 1940 Belanda diserbu oleh tentara Jetman. Pada tanggal 8 Desember 1941 perang Pasifik meletus. Tentara Jepang melancarkan serangan kilat ke daerah pasifik dan Asia-Tenggara. Pemerintah Hindia Belanda tidak mampu menghadapi serangan Jepang. Pada tahun 1943 Dr. Ratulangi mulai menerima tawaran Jepang. Ia diangkat sebagai penasihat pemerintah balatentara Jepang di Jakarta.
Untuk penilaian cerpen ini,kekurangannya yaitu ceritanya terlalu monoton dan cover tidak menarik,namun bahasanya mudah dipahami. Cerita ini bagus tapi terlalu monoton dan kurang menarik,coba diganti semenarik mungkin untuk menarik minat pembaca.
Bersyukurlah masih memiliki penglihatan,manfaatkan dengan banyak membaca buku. Contohnya seperti buku ini,karena kita bisa mengetahui perjalanan pahlawan seperti Dr. Ratulangi.
| NF1579 | 928 MAR g | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain